Seperti yang dibahas di Bab lain. Sistem pelumasan memegang peranan yang sangat penting didalam kendaraan. Baik-buruknya sistem pelumasan pada suatu kendaraan akan berpengaruh pada kehandalan kendaraan itu sendiri. Pelumas Oli yang tercemar / terkontaminasi akan menurunkan umur mesin.
Kontaminasi pada oli umumnya disebabkan oleh :.
- Kotoran karbon dari pembakaran
- Debu dan kotoran yang terbawa masuk oleh udara atau bahan bakar
- Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan , yang bercampurdengan oli
- Gas pembakaran yang bocor melalui ring piston ke dalam ruang engkol (blow by)
- Kondensasi / pengembunan air dari udara
Apabila kotoran ini dibiarkan dalam oli, mesin
akan cepat rusak oleh karena itu mesin dilengkapi dengan saringan oli
hal ini untuk mengurangi kotoran yang membahayakan mesin.
Bahan yang dipergunakan untuk menyaring kotoran dalam oli antara lain :
kain kasa, fiber, logam, katun, dan kertas. Pada kendaraan biasanya
menggunakan bahan kertas , sedangkan pada kendaraan berat yang lebih mudah tercemar semisal dump truck atau crane terkadang digunakan filter dari logam.
Jika filter oli tersebut sudah mengalami penyumbatan, debit oli yang dialirkan akan berkurang dan pelumasan pasti
tidak akan maksimal. Akibatnya noken as dan pelatuk klep serta komponen
di cylinder akan cepat aus. Selain suhu mesin menjadi lebih panas, efek terparahnya bisa bikin mesin
jebol.
Frekuensi penggantian filter oli bergantung dari beban kerja kendaraan, jenis pelumas yang dipakai dan kualitas filter itu sendiri.
Pada filter oli juga dipasang relief valve. Apabila elemen eleman
saringan tersumbat oleh kotoran-kotoran, maka akan terjadi perbedaan
tekanan antara saluran masuk dan saluran keluar. Dan apabila sudah
melebihi tekanan yang sudah ditetapkan (yakni 1kg/cm2, 14 psi, 98 KPa),
maka katup bypass akan membuka dan menyalurkan oli langsung ke bagian
mesin yang bergerak untuk menghindari kerusakan dan keausan yang lebih
fatal dan parah.
Pada umumnya filter perlu diganti antara
pemakaian 7.000 km s/d 10.000 km. Ada juga unit filter oli yang berupa kaleng (Cartridge) dimana apabila filternya sudah kotor maka filter ini diganti saja sekaligus satu unit cartridge. Bahan filter untuk jenis ini biasanya terbuat dari kain kasa dan dikenal dengan filter jenis “Depth” . Sedangkan filter yang terbuat dari kertas dikenal dengan nama filter jenis “Surface“ . Model ini biasanya dipakai pada tipe elemen. Apabila elemennya kotor
atau rusak yang diganti hanya elemennya saya.
Perlu kita ketahui juga, pada sepeda motor dengan pelumasan tipe
basah (Motor 4 Tak) terdapat dua buah saringan. filter kasa dan filter oli kertas.
Dua saringan ini membutuhkan perlakukan yang berbeda saat kita lakukan
pembersihan. Untuk filter oli model kasa, biasanya terletak di bawah mesin. Di motor tipe bebek, kita harus membuka bak kopling atau bak oli terlebih dahulu. Kemudian filter itu dibersihkan dengan cara disemprot dengan
udara bertekanan atau angin kompresor. Dan untuk filter oli yang kedua, karena terbuat dari bahan kertas jadi sangat mudah untuk menangkap kotoran. Tidak hanya bagian dalam saja yang bisa menangkap kotoran.
Tetapi pada kertas bagian luar juga bisa menahan kotoran hasil
gesekan antar komponen besi (geram) agar tak terbawa lagi. Untuk filter oli jenis kertas ini dianjurkan dilakukan penggantian maksimal setiap 9.000 km agar menjamin sistem pelumasan senantiasa lancar.
Untuk filter oli scorpio cukup dibersihkan saja dengan cara dicelupkan ke
dalam bensin, lalu di semprot menggunakan angin kompresor. Karena filter terbuat dari bahan campuran seng dan kertas, jangan menggunakan angin yang terlalu kencang agar filter oli tidak rusak. Tetapi jika filter oli tersebut memang sudah rusak, tetap wajib diganti juga. Biasanya umur filter oli
scorpio ini lebih panjang, bisa sampai 5 tahunan. Harganya filter oli
scorpio ini sekitar 80-90 ribu. Bisa disubtitusi pakai
filter oli Jupiter MX yang terbuat dari kertas harganya dengan harga sekitar 20-30 ribu. Namun pastikan selalu di cek kondisinya dan lakukan penggantian filter olinya setiap 9ribu
km.
Macam sistem penyaringan (Filtration System)
1. Sistem Penyaringan Bypass
Pada sistem penyaringan bypass terdapat dua aliran oli yang terpisah. Satu aliran menuju bantalan-bantalan dan yang satu aliran lainnya menuju ke saringan oli.
Pada sistem bypass oli yang telah disaring dialirkan kembali kekarter
sistem ini kadang-kadang disebut juga dengan partial flow yaitu sistem
yang hanya menyaring sebagian oli (kira-kira 10%). Konstruksi dari sistem penyaringan
bypass. Tekanan oli yang dialirkan melalui saluran bypass dikontrol
ketat oleh katup pembatas tekanan tetapi bagaimanapun juga apabila
saluran tersumbat jumlah oli yang mengalir melalui saringan akan menurun
hal ini akan mengurangi jumlah oli.
Dua aliran yang saluran utamanya menjadi satu tekanan oli pada
bantalan-bantalan akan tetap konstan tanpa dipengaruhi oleh kondisi
saringan hal ini berarti saringan oli harus diganti secara periodic
penggantian dilakukan untuk menjaga kondisi oli tidak cepat kotor.
2. Sistem Penyaringan Paralel ( shunt )
Sistem penyaringan oli jenis paralel merupakan variasi dari sistem
bypass dalam hal ini hanya terdapat satu saluran oli dari pompa yang
mengalir ke saringan tetapi didalam rumah saringan ada dua saluran
sebagian oli mengalir melalui saringan sedangkan sebagian lagi dialirkan
langsung kebantalan.
Pada dasarnya jumlah oli yang disaring langsung ke bantalan-bantalan tetapi apabila saringan tersumbat semakin sedikit oli yang disaring mencapai bantalan pada akhirnya tidak ada oli yang disaring hal ini akan menyebabkan oli yang dipakai oleh mesin tidak disaring dahulu sehingga oli cepat kotor oleh karena itu penggantian saringan oli harus secara periodic.
Pada dasarnya jumlah oli yang disaring langsung ke bantalan-bantalan tetapi apabila saringan tersumbat semakin sedikit oli yang disaring mencapai bantalan pada akhirnya tidak ada oli yang disaring hal ini akan menyebabkan oli yang dipakai oleh mesin tidak disaring dahulu sehingga oli cepat kotor oleh karena itu penggantian saringan oli harus secara periodic.
Pada sistem penyaringan aliran penuh hanya terdapat satu aliran oli yang
mengalir pada pompa ke saringan oli kemudian kebantalan-bantalan katup
pembebasan terdapat dalam saringan apabila saringan tersebut tekanan oli
akan baik sehingga katup pembebas terbuka, dengan demikian oli yang
mengalir menuju bantalan-bantalan tidak disaring karena oli mengalir
melalui katup pembebas hal ini diperlukan agar bantalan tetap mendapat
pelumasan bila saringan tidak berfungsi, sistem penyaringan oli aliran
penuh.
3. Sistem Penyaringan Full Flow (Full Filtration System)
Minyak pelumas setelah dipompa kemudian disaring lewat filter oli. Minyak pelumas mengalir melalui filter dan kemudian mengalir untuk melumasi komponen . Ini yang disebut sistem penyaringan aliran penuh (full-flow filtering system). Tidak ada minyak pelumas yang mengalir pada bagian yang dilumasi tanpa terlebih dahulu disaring. Hal ini untuk menjamin tidak adanya partikel kecil kotoran atau logam terbawa dalam minyak pelumas menuju bagian komponen
Elemen filter dan wadahnya dibuat menjadi satu unit dengan sekat yang terpasang pada titik rakitan filter menyentuh blok. Rakitan filter terpasang langsung pada tabung galeri utama minyak pelumas untuk mencegah kebocoran minyak pelumas dari luar maupun kebocoran yang terjadi akibat tekanan. Minyak pelumas dari pompa mengalir menuju filter pada bagian luar elemen dan menembus elemen menuju pusat filter kemudian menuju galeri utama selanjutnya ke bantalan-bantalan.
Elemen filter dan wadahnya dibuat menjadi satu unit dengan sekat yang terpasang pada titik rakitan filter menyentuh blok. Rakitan filter terpasang langsung pada tabung galeri utama minyak pelumas untuk mencegah kebocoran minyak pelumas dari luar maupun kebocoran yang terjadi akibat tekanan. Minyak pelumas dari pompa mengalir menuju filter pada bagian luar elemen dan menembus elemen menuju pusat filter kemudian menuju galeri utama selanjutnya ke bantalan-bantalan.
Kekurangan sistem ini adalah, filter yang tidak diganti pada waktunya akan menjadi tersumbat sehingga bisa menghambat aliran minyak pelumas menuju bantalan poros sehingga bisa menimbulkan kerusakan.
Untuk mengatasi kekurangan ini kebanyakan filter minyak pelumas memiliki katup by-pass. Jika elemen tersumbat, tekanan minyak pelumas akan mengakibatkan katup membuka dan minyak pelumas mengalir tanpa melalui penyaringan dan melumasi mesin. Pada keadaan seperti ini minyak pelumas yang tanpa disaring masih lebih baik daripada tidak ada minyak pelumas sama sekali. Penggantian filter akan menjadikan sistem bekerja kembali secara normal.
No comments:
Post a Comment